Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama Yayasan Garuda Di Lautku menyelenggarakan Forum Grup Discussion (FGD) tentang pemanfaatan ekonomi biru “Ketahanan Pangan dari Laut dan Wilayah Pesisir”, di Gedung BRIN, Jakarta, Kamis (17/7).

Indonesia memiliki keunggulan geografis sebagai negara kepulauan terbesar dunia. Potensi kelautan yang besar harus dimanfaatkan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional. “Pemanfaatan laut harus seimbang dengan pertumbuhan ekonomi dan kelestarian ekosistem. Konsep ekonomi biru ini menjadi kunci dalam pembangunan berkelanjutan di sektor kelautan,” kata Amarulla Octavian dalam Forum Grup Discussion (FGD) tentang pemanfaatan ekonomi biru. (JPNN News)

Para pegiat lingkungan juga menanggapi positif upaya ketahanan pangan melalui pelestarian lingkungan maritim. Pembina Yayasan Garuda di Lautku, Hanarko Djodi Pamungkas mengatakan, ketahanan pangan selalu berdampingan dengan ekosistem laut yang sehat. Menurutnya, ketahanan pangan harus dibarengi dengan tanggung jawab menjaga laut dari pencemaran. “Aktivitas perikanan yang berlebihan dapat merusak keseimbangan alam,” kata Djodi.

Dalam hal pelestarian, ujarnya, kini lebih mudah menjalankan aksi nyata berkat dukungan data riset dari BRIN. Bahkan, menurutnya, keterbukaan akses data dan hasil kajian disebut sangat membantu gerakan di lapangan. “Dengan adanya keterbukaan informasi dari BRIN, kami tidak perlu riset ulang. Semua data sudah tersedia dan terbuka,” ucapnya.(JPNN News)

Prof. Dr. Ir. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., IPU., ASEAN.Eng.
Wakil Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional
Saat memberikan keterangan pers usai membuka FGD “Peran Ekonomi Biru dalam Mendukung Ketahanan Pangan melalui Pemanfaatan Sumber Daya Laut dan Pesisir secara Berkelanjutan”